Polres Trenggalek – Hari Ibu yang jatuh tepat pada hari ini nampaknya menjadi momen spesial bagi jajaran Polres Trenggalek. Sebagi wujud penghargaan kepada ibu, Polres Trenggalek menggelar upacara yang diikuti oleh seluruh anggota di halaman Mapolres Trenggalek. Senin, (22/12).
Uniknya, seluruh perangkat upacara, mulai dari ajudan hingga pengibar bendera merah putih diemban oleh para Polisi Wanita (Polwan) yang notabene merupakan seorang ibu bagi keluarganya.
Bukan itu saja, Kapolres Trenggalek AKBP Ridwan Maliki, S.H., S.I.K., M.I.K. yang kebetulan bertindak sebagai inspektur upacara meminta seluruh anggota yang hadir untuk menelpon dan video call dengan ibu atau istri masing-masing.
“Ucapkan selamat dan terima kasih telah berjuang, mendidik dan mendampingi kita semua. Mungkin terlihat sederhana, tapi akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu.” Ucapnya.
Tak ayal, aksi ini membuat suasana mendadak menjadi mengharu biru. Beberapa anggota yang memang berdomisili berjauhan dan jarang bersua secara langsung dengan orang tua memanfaatkan betul kesempatan tersebut untuk menyapa dan berbincang sejenak. Tak sedikit bahkan yang terlihat berkaca-kaca.
Lebih lanjut AKBP Ridwan menuturkan, hari ini merupakan momentum bersejarah yang lahir dari perjalanan panjang perjuangan perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak, kesetaraan, dan kebebasan untuk bergerak bersama laki-laki dalam membangun bangsa.
“Peringatan Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember merupakan wujud penghargaan bangsa Indonesia terhadap perjuangan dan pengabdian perempuan dalam merebut serta mengisi kemerdekaan.” Ucapnya.
Peringatan ini bukan sekadar seremonial dan bukan pula perayaan `Mother’s Day` sebagaimana dipahami di beberapa budaya, namun merupakan apresiasi mendalam bagi seluruh perempuan Indonesia dalam semua peran dan kapasitasnya baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Sejarah Hari Ibu berakar pada Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tahun 1928 di Yogyakarta, yang menjadi momentum lahirnya gerakan perempuan secara nasional. Melalui kongres tersebut, perempuan Indonesia berkumpul, bersuara, dan menetapkan arah perjuangan bersama.
Komitmen para perempuan pejuang kala itu mengantarkan Indonesia pada tonggak penting yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Sejak itu, hari ini menjadi pengingat bahwa perempuan telah, sedang, dan akan terus menjadi bagian strategis dalam pembangunan bangsa.
Dalam lintasan sejarah bangsa ini, perempuan Indonesia telah menjadi agen perubahan menggerakkan inovasi, memperjuangkan keadilan, dan menguatkan nilai-nilai kemanusiaan. Meski menghadapi berbagai tantangan: beban ganda, stigma, minimnya akses, serta kekerasan berbasis gender, perempuan tidak pernah berhenti berjuang. Dengan ketangguhan, kreativitas, dan daya juang, perempuan terus menunjukkan bahwa kemajuan bangsa tidak pernah terpisah dari kemajuan perempuan.
Dalam peringatan Hari ibu yang mengambil tema `Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045` adalah pengingat bahwa perempuan bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi motor utama perubahan.
“Perempuan Indonesia bekerja dalam berbagai keterbatasan, namun tetap menjadi pilar ekonomi keluarga, penjaga nilai budaya, pemimpin komunitas, inovator teknologi, pelaku usaha, dan penjaga keberlanjutan kehidupan.” Imbuhnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut membutuhkan langkah nyata, kolaborasi lintas sektor, dukungan publik, serta komitmen berkelanjutan untuk memastikan perempuan Indonesia dapat berpartisipasi penuh dalam pembangunan.
“Selamat Hari Ibu Ke-97 Tahun 2025, saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh perempuan Indonesia. Terima kasih atas kekuatan, daya juang, kasih sayang, kontribusi, dan karya nyata yang selama ini mewarnai perjalanan bangsa.” Pungkasnya.





