“Play with heart. If you not play 100 persen they (Arema) will kill you. (Bermain dengan hati. Jika kamu tidak bermain 100 persen mereka (Arema) akan membunuhmu,”
Kata-kata motivasi ini dilontarkan oleh coach Aji Santoso, head coach Persebaya jelang laga krusial di Malang. Green Force, Persebaya akan dijamu Arema di pekan ke-11 Liga 1 musim 2022.
Sebuah motivasi yang luar biasa dari eks Kapten Persebaya dan Timnas Indonesia semasa masih aktif bermain. Motivasi yang tentunya dibumbui psywar. Mengingat, posisi Persebaya dibilang kurang menguntungkan jelang big match derby Jatim ini.
Selain hat-trick kalah, tim kebanggaan warga Surabaya ini mempunyai problem internal yang belum selesai. Presiden klub sekaligus CEO, Azrul Ananda sempat mengirimkan surat pengunduran diri. Tapi surat tersebut ditolak oleh Komisaris dan anggota koperasi PT Persebaya Indonesia.
Trigger mundurnya Azrul tentu saja karena suporter setia Persebaya, Bonek memberikan tekanan lebih. Di laga kendang terakhir, Persebaya dipermalukan RANS Nusantara. Buntutnya, stadion Gelora Putra Delta, Sidoarjo dirusak Bonek.
Kantor Persebaya di Kawasan Surabaya Town Square (Sutos) juga dirusak. Oknum Bonek juga tertangkap rekamanan close circuit television (CCTV) menjarah store yang merangkap kantor itu (kasusnya kini ditangani polisi).
Sekali lagi situasi yang kurang menguntungkan ketika Marselino Ferdinan dan kolega harus bermain di luar kandang. Butuh poin penuh untuk mengejar ketertinggalan jelas membuat pertandingan malam ini diprediksi berjalan ketat bahkan keras.
Gengsi sebagai tim terbaik Jatim dipertaruhkan. Apalagi, suporter kedua tim, baik Bonek (Persebaya) dan Aremania (Arema) mempunyai hubungan yang saat ini belum akur. Klop.
Maka, ketika Persebaya ibaratnya berperang di kandang lawan, Aji yang notabenenya adalah Kera Ngalam (baca:Arek Malang) mempunyai tugas berat.
Pertama, Aji harus bisa menguatkan mental bermain timnya. Yang kedua Aji dalam posisi tertekan karena Persebaya kalah dalam tiga laga terakhir. Terakhir, Aji harus membuktikan rekornya yang tidak pernah kalah ketika bertemu Arema. Tiga kali menang dan sekali seri adalah rekor yang jelas akan membuat Aji ngoyo untuk memenangkan pertandingan.
Karena itu, Aji tampaknya tidak perlu membeberkan teknis dan strategi bermain karena jelas Persebaya adalah tim professional. Istilahnya diumbar pun para pemain sudah tahu tugasnya masing-masing.
Motivasi dan bicara dari hati ke hati kemudian lebih ditekankan Aji jelang duel bergengsi ini. Penguatan mental menjadi hal utama. Jika mental bertanding Persebaya sudah kalah, lalu buat apa lagi berangkat ke Malang yang nantinya hanya untuk kalah.
Aji tahu itu. Maka, aji-aji Aji dirapal dan semuanya dikeluarkan. Sebab, bermain melawan Arema apalagi bukan lagi bicara teknik dan taktik tapi lebih kepada mental bertanding. Mampukah Aji merapal aji-aji ‘kesaktiannya’ kembali ketika bertemu Arema? Pembuktiannya malam ini. (*)