Mojokerto – Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Dr. Kuntadi, S.H., M.H., didampingi para Asisten, Koordinator, serta para Kepala Kejaksaan Negeri se-Koordinator Surabaya, menghadiri kegiatan Soft Opening Rumah Sakit Umum (RSU) Adhyaksa Jawa Timur dengan pagelaran budaya Wayang Kulit oleh Dalang Ki Roman Widodo dengan lakon Wahyu Sido Mukti, pada Kamis (17/07/2025).
Dalam sambutannya, Direktur RSU Adhyaksa menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi tonggak sejarah penting bagi Kejaksaan RI dalam memperluas kontribusi pada bidang kesehatan. “Acara ini merupakan sebuah momen bersejarah sebagai bentuk langkah konkret dalam mewujudkan komitmen Kejaksaan Republik Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya dalam pelayanan kesehatan yustisial yang profesional, humanis, dan berintegritas,” ujar dr. Hadyanto.
Rangkaian acara juga diisi dengan prosesi simbolis berupa pemotongan tumpeng dan penyerahan Gunungan Wayang sebelum dimulainya pagelaran wayang kulit. Simbolisasi tersebut mencerminkan harapan dan pengingat bahwa setiap langkah pembangunan harus tetap berpijak pada nilai budaya dan kearifan lokal.
Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Dr. Kuntadi menegaskan bahwa peresmian soft opening ini adalah bentuk nyata ekspansi komitmen Kejaksaan RI dalam memberikan pelayanan publik secara lebih luas dan menyeluruh. “Peresmian Soft Opening RSU Adhyaksa Jawa Timur ini menandai perluasan komitmen Kejaksaan Republik Indonesia dalam menyediakan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat. Keberadaan rumah sakit ini bukan hanya sekadar bangunan fisik, melainkan sebuah sarana vital yang akan menjadi pusat pelayanan kesehatan profesional bagi seluruh lapisan masyarakat,” tutur Kajati Jatim.
Beliau juga menambahkan, RSU Adhyaksa Jatim diharapkan dapat segera memberikan dampak nyata bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di Kabupaten Mojokerto dan sekitarnya. “Kami berharap RSU Adhyaksa Jawa Timur dapat menjadi tempat harapan bagi warga sekitar, menyediakan pelayanan medik yang prima dan optimal,” tegasnya.
Pagelaran budaya yang turut mengiringi peresmian menjadi simbol harmonisasi antara pembangunan fisik, pelayanan publik, dan pelestarian budaya sebagai satu kesatuan nilai dalam pelayanan kepada masyarakat.
