TREN fashion telah menjadi bagian integral dari budaya manusia selama berabad-abad. Salah
satu era yang paling berkesan dalam sejarah fashion adalah era Victoria, yang berlangsung
dari tahun 1837 hingga 1901.
Di bawah pemerintahan Ratu Victoria. Era ini ditandai dengan
perubahan sosial dan ekonomi yang pesat, dipicu oleh Revolusi Industri. Ini memungkinkan
pakaian, yang sebelumnya hanya dapat diakses oleh kaum aristokrat, menjadi lebih
terjangkau bagi kaum pekerja.
Tren Fesyen 1920-an “Flapper Era”
Setelah Perang Dunia Pertama, tahun 1920-an melihat lahirnya Flapper Era, yang identik
dengan pakaian glamor dan berani, potongan rambut pendek, serta riasan mencolok seperti
lipstik merah dan mata gelap. Tren ini tidak hanya mencerminkan mode, tetapi juga simbol
kebebasan dan perayaan bagi wanita yang mulai bekerja di industri selama perang dan
memperoleh penghasilan sendiri.
Tren Fesyen 1930-an “Keanggunan yang Sederhana”
Di tahun 1930-an, tren fashion bergeser menuju gaya yang lebih feminin dan kasual.
Penurunan ekonomi global menyebabkan para wanita memilih pakaian yang tidak terlalu
mencolok sebagai cara untuk menghadapi masa-masa sulit.
Tren Fesyen 1940-an “Gaya Maskulin di Masa Perang”
Pecahnya Perang Dunia Kedua pada tahun 1940-an mempengaruhi tren fashion dengan gaya
yang lebih maskulin. Wanita dipaksa untuk menggantikan peran pria di berbagai pekerjaan, dan ini tercermin dalam pakaian mereka. Keterbatasan sumber daya juga membuat fesyen
menjadi lebih monoton, dengan blazer dan pakaian yang terinspirasi dari seragam militer
menjadi populer.
Tren Fesyen 1950-an “Kembali ke Feminitas”
Setelah perang, tahun 1950-an menandai kembalinya gaya feminin dengan rok mengembang
atau rok poodle sebagai salah satu item paling populer. Warna-warna cerah dan siluet yang
dramatis menjadi ciri khas era ini, sebagai bentuk ‘balas dendam’ wanita setelah harus
mengenakan pakaian monoton selama perang.
Tren Fesyen 1960-an “Inspirasi dari Figur Publik”
Tahun 1960-an masih mempertahankan beberapa elemen dari era sebelumnya, tetapi mulai
melihat inspirasi dari figur publik, terutama Jacqueline ‘Jackie’ Kennedy. Jackie dikenal
karena kemampuannya menggabungkan gaya feminim dari tahun 1950-an dengan elemen
yang lebih modern dan elegan, menciptakan tren yang diikuti oleh banyak wanita di seluruh
dunia.
Tren Fesyen 1970-an “Kebebasan Ekspresi”
Memasuki tahun 1970-an, tren fashion kembali berubah dengan cepat. Era ini dikenal dengan
gaya yang lebih bebas dan ekspresif, mencerminkan perubahan sosial yang terjadi pada saat
itu.
Tren Fesyen 1980-an “Kemewahan dan Eksentrik”
Tahun 1980-an membawa kembali kemewahan dan eksentrik dalam dunia fashion. Era ini
dikenal dengan penggunaan warna-warna cerah, pakaian yang berlapis-lapis, dan siluet yang
tegas. Gaya power dressing menjadi populer di kalangan wanita karier, dengan bahu lebar
dan jas besar yang menunjukkan kekuatan dan keberanian. Musik pop dan ikon budaya
seperti Madonna dan Michael Jackson juga sangat mempengaruhi tren fashion pada era ini.
Tren Fesyen 1990-an “Grunge dan Minimalisme”
Gaya ini ditandai dengan pakaian yang tampak lusuh dan kasual seperti flanel, jeans
robek, dan kaos longgar. Di sisi lain, minimalisme juga menjadi tren besar, dengan pakaian yang simpel dan palet warna netral. Desainer seperti Calvin Klein dan Jil Sander memimpin
tren ini dengan koleksi yang elegan dan minimalis.
Tren Fesyen 2000-an “Y2K dan Pengaruh Teknologi”
Pada awal 2000-an, tren Y2K mendominasi dengan gaya yang futuristik dan eksentrik.
Pakaian dengan bahan-bahan metalik, aksesori berteknologi tinggi, dan siluet yang unik
menjadi populer. Era ini juga melihat pengaruh besar dari budaya pop dan internet, dengan
selebriti seperti Britney Spears dan Paris Hilton yang menjadi ikon mode.
Tren fashion dari era Victoria hingga zaman modern bukan hanya tentang perubahan gaya
berpakaian, tetapi juga mencerminkan transformasi besar dalam sejarah dan fenomena sosial.
Setiap dekade membawa ciri khasnya sendiri, dipengaruhi oleh peristiwa global,
perkembangan teknologi, dan perubahan sosial. Dari industrialisasi di era Victoria yang
memungkinkan produksi massal pakaian, hingga emansipasi wanita di era Flapper, dan
dampak Perang Dunia Kedua yang memengaruhi gaya maskulin, hingga kebebasan ekspresi
di era 1970-an dan 1980-an.
Fashion terus berevolusi, mencerminkan semangat zaman dan
perubahan dalam struktur masyarakat. Melalui fesyen, kita dapat melihat cerminan dari
perjalanan sejarah, dinamika sosial, dan perubahan budaya yang telah membentuk dunia kita
hari ini. (*)
-
- Penulis: Athaya M. Jumhur, Mahasiswi Ilmu Sejarah,
- Universitas Airlangga Surabaya & Duta FIB UNAIR 2023