GRESIK.Beritabaikjatim.com- Malam seribu bulan. Banyak cara dalam mengisi bulan penuh berkah Ramadan dengan berbagai kegiatan yang meraih pahala. Seperti yang dilakukan pengurus Masjid Baitutaubah, Sidowaras, Kecamatan Wringinanom Gresik dan Ponps eLKISI, Pungging, Mojokerto, Minggu 31 Maret 2024.
Di sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadan mereka menggelar pengajian dan memberi santunan kepada kaum yang kurang beruntung. Bakti sosial berupa santunan makanan untuk berbuka dan kue kering untuk lebaran ada beras, minyak, gula, roti snack dan mie instan serta uang.
Paket ini diberikan kepada para janda dan kaum duafa. Kegiatan dalam memperingati malam ganjil atau malam duapuluh satu ini digelar di Masjid Baitutaubah, Dusun Sidowaras, Desa Lebaniwaras, Kecamatan Wringinanom, Gresik.
Selain pengurus dan warga setempat yang menjadi panitia baksos ini juga dibantu para santri dari Pondok Pesantren eLKISI, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Keberadaan santri eLKISI merupakan peserta program bersama antara Masjid Baittuttaubah dengan Ponpes eLKISI dalam mengisi bulan Ramadan yakni Program Dakwa Ramadhan (PDR).
Dalam sambutan pembukaan ustad Nur Azis salah satu penitia baksos pentingnya bersyukur dimaknai dengan berbagi sesama. Ia mengutip firman Allah surat Ibrahim ayat 7 :
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Selanjutnya Nur Aziz menyampaikan
rasa terimankasih kepada donasi dan para panitia yang tergabung dalam baksos.
Setelah pembacaan ayat suci Alquran oleh santri eLKISI Haritsah, diteruskan tausiyah tentang makna dan pahala Ramadan, malam Lailatul Qodar dan ibadah-ibadah istimewa di bulan Ramadan oleh Ustadz Maulana Irsyad Nurdin pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an Alhuda, Gresik.
Dalam ceramahnya disampaikan bahwa setiap hari selama bulan Ramadan pahala mengalir terlebih ketika saat berbuka dan makan sahur. “Di situlah doa doa yang sangat mustajab menjelang buka dan saat makan sahur. Mari kita manfaatkan untuk meminta apa saja sama Allah, terlebih di malam – malam ganjil dimana akan turun Lailatul Qodar. Malam seribu bulan, dengan banyak berzikir, salat sunnah, baca Qur’an, itikaf di masjid,” jelasnya.
Diungkapan juga oleh ustadz Adam, malam seribu bulan itu salam dengan 83 tahun plus 4 bulan. Bisa dibayangkan kebagian atau pahala yang didapatkan serta ampunan Allah. ” Untuk itu mari kita berlomba lomba dalam meraihnya ” ajaknya.
Indahnya Islam, lanjut ustadz Maulana , menyantuni kaum duafa dan miskin bagianbdari tugas seorang muslim.
“Mereka itu sahabat Nabi Muhammad SAW dan doa mereka yg mustajab. Begitu juga doa orang tua kita, lebih mustajab daripada doa kiai habait, ustadz. Boleh sowan kiai, ustadz, tapi lebih utama ke orang tua. Jadikan orang tua dan doanya sebagai tiket untuk meraih surga Allah SWT”.
Setelah ditutup doa, pengajian ini diakhirnya dengan pembagian 350 paket bingkisan lebaran bagi kaum kurang beruntung ini. (bjo)